KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktu yang diberikan. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN yang berisikan tentang SISTEM INFORMASI KEUANGAN .
Dalam penyusunan makalah ini penulis
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaian makalah dengan tepat waktu. Dalam pembuatan makalah ini mungkin
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih sempurna.
Jakarta,
Maret 2015
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah............................................................................................ 4
BAB. II PEMBAHASAN
2.1 Defini Sistem
Informasi Keuangan................................................................ 5
2.2 Model Sistem Informasi Keuangan................................................................ 6
2.2.1 Subsistem Input...................................................................................... 6
a. Sistem Informasi Akuntansi................................................................ 6
b. Subsistem Audit Internal.................................................................... 7
c. Subsistem Intelijen
Keuangan............................................................. 10
2.2.2 Subsistem Output................................................................................... 11
a. Subsistem Paramalan........................................................................... 11
b. Subsistem Manajemen Dana............................................................... 13
c. Subsistem Pengendalian...................................................................... 13
3.3.3 Contoh Sistem Informasi
Keuangan....................................................... 16
BAB. III PENUTUP............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan
TI telah mengubah cara perusahaan dalam mengumpulkan data, memproses dan
melaporkan informasi keuangan Oleh karena itu auditor akan banyak menemukan
lingkungan dimana data tersimpan lebih banyak dalam media elektronik
dibanding media kertas. Auditor harus menentukan bagaimana perusahaan
menggunakan system TI untuk mengginisiasi, mencatat, memproses dan melaporkan
transaksi dalam laporan keuangan. Sebenarnya tidak ada perbedaan konsep audit
yang berlaku untuk system yang kompleks dan system manual, yang berbeda
hanyalah metode-metode spesifik yang cocok dengan situasi system informasi
akuntansi yang ada. Pemahaman ini diperlukan dalam rangka mendapatkan pemahaman
internal control yang baik agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat,
timing dan perluasan pengujian yang akan dilakukan.
Sistem
infomasi keuangan mekanis telah digunakan dalam bisnis selama seratus tahun
atau lebih. Mesin kartu berlubang, yang menjadi satu-satunya alternatif bagi
perusahaan besar sebelum adanya komputer, digunakan tetutama dalam fungsi
keuangan. Hal yang sama terjadi pada mesin bookkeeping keydriven. Aplikasi
mesin ini terbatas untuk digunakan dalam pemrosesan data accounting, dan hanya
sedikit penggunaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi manajer
bahkan untuk manajer keuangan. Ketika komputer muncul, ia diterapkan dengan
cara yang sama. Tidak sampai pada pertengahan tahun 1960-an, sistem informasi
keuangan diiembangkan dan ia tidak hanya digunakan untuk menangani tugas
accounting dasar. Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan berkaitan dengan
harus uang dalam perusahaan. Pada
mulanya harus diperoleh uang untuk mendukung manufaktur, pemasaran, dan
aktivitas yang lain. Kemudian, pendanaan tersebut harus dikontrol untuk
memastikan bahwa ia digunakan secara efektif. Semua manajer dalam pemsahaan
mempunyai tanggung jawab keuangan. Mereka diberi anggaran biaya operasi seminim
mungkin dan diharapkan untuk menjaga pengeluaran biaya melampau batasan anggaran
tersebut. Informasi yang menjelaskan arus uang baik yang dianggarkan maupun
yang sebenarnya memungkinkan manajer untuk melakukan tanggung jawab
keuangannya. Informasi ini diberikan oleh sistem informasi keuangan. Sistem
informasi keuangan mempunyai tiga tugas pokok: (I) Mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan
datang, (2) membantu perolehan dana tersebut, dan (3) mengontrol penggunaannya.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan
Makalah ini menjelaskan tentang :
1. Definisi
Sistem Informasi Keuangan
2. Model Sistem Informasi Keuangan
3. Macam subsistem Input
4. Macam subsistem Output
1.3. Tujuan Makalah
1.
Agar
pembaca bisa mengerti pengertian Sistem Informasi Keuangan.
2.
Pembaca
mengerti bagaimana Model Sistem Informasi Keuangan
3.
Pembaca
tahu apa saja macam subsistem Input dan Output pada Sistem
Informasi Keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defini Sistem Informasi
Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah sistem
informasi (subsistem dari CBIS) yang memberikan informasi kepada orang atau
kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai masalah
keuangan perusahaan.
Informasi yang diberikan disajikan dalam bentuk
laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika, saran dari
sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
|
Sistem
Informasi
Akuntansi
|
|
Subsistem
Audit
Internal
|
|
Subsistem
Intelegen
Keuangan
|
|
Pemakai
|
|
Sumber
Eksternal
|
|
Sumber
Internal
|
|
Subsistem
Peramalan
|
|
Subsistem
Manajemen
Dana
|
|
Subsistem
Pengendalian
|
Gambar
2.1 Model sistem informasi keuangan
Financial information system (sistem informasi
keuangan), yang terlihat pada Gambar 2.1, dirancang untuk memberikan informasi
yang berkaitan dengan arus uang. Informasi ini terutarna akan berguna bagi
manajer yang ada di bagian fungsi keuangan, namun ia bisa digunakan pula
bersama dengan manajer di area lain.
Internal audit subsystem (subsistem audit internal)
membantu data processing subsystem (subsistem pemrosesan data) dalam
menyediakan data dan informasi internal. Perusahaan yang besar biasanya
mempunyai beberapa staf internal auditor (auditor internal) yang mempunyai
tanggung jawab untuk memelihara
keterpaduan atau kesatuan sistem accounting perusahaan.
Auditor internal yang mempunyai keahlian komputer disebut EDP auditor (auditor
EDP).
Seperti halnya dalam sistem fungsional yang lain,
financial intelligence subsystem (subsistem inteligensi keuangan) mengumpulkan
informasi dari lingkungan. Dalam hal ini, elemen lingkungan yang memberikan
informasi adalah lembaga keuangan, pemegang saham, dan pemerintah. Pada masa
lalu, sebagian besar inteligensi keuangan tidak disimpan dalam komputer. Namun
situasinya telah berubah. Sekarang dimungkinkan membuat database keuangan
dengan menggunakan komputer dan ia dapat melayani informasi mengenai keadaan
masa lalu dan situasi pada saat itu.
Model Sistem Informasi Keuangan terbagi menjadi 2
bagian yaitu :
2.2.1
SUBSISTEM INPUT
Ada tiga subsistem input, yaitu: Subsistem Informasi Akuntansi, Subsistem
Audit Internal, dan Subsistem Inteligensi Keuangan.
a. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
1) Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi bertugas menyediakan
data akuntansi yang berupa catatan mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam
perusahaan.
Data akuntansi menyediakan
catatan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam
perusahaan. Catatan dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang
terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat dan berapa banyak uang yang
terlibat. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk memnuhi sebagian
kebutuhan informasi manajemen.
1 ) Tujuan
Tujuan pemrosesan data adalah untuk menghasilkan
dan memelihara record pemsahaan yang up-tedate.
2 ) Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas
pokok, yaitu pengumpulan data, pengubahan data, penyimpanan data, dan pembuatan
dokumen.
3 ) Sifat Pemrosesan
Data.
Pemrosesan data menjalankan tugas yang penting,
secara relatif mengikuti prosedur standart, memberikan data yang lengkap,
utamanya mempunyai fokus historis, dan memberikan informasi pemecahan masalah
minimal.
b. Sub Sistem Audit Internal
1)
Pengertian
Auditor adalah orang bertugas memeriksa
catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya.
Auditor
internal adalah pekerja
dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan perancangan dan
evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan.
Subsistem audit internal sama dengan
subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni bahwa
mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan.
Subsistem Audit Internal terdiri dari auditor yg
menganalisis sistem konseptual perusahaan untuk memastikan bahawa data-data keuangan
diproses secara tepat. Direktur audit internal mengelola depart dan melapor kepada
CEO atau CFO yaitu orang yg mengelola fungsi keuangan dan biasanya menjabat sebagai
wakil presdir keuangan. Audit internal merupakan kegiatan penting yg menerima
kerjasama dari manajer di semua tingkat.
2 ) Jenis Audit
Auditor
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Auditor Ekternal : Auditor yang bekerja
untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
2. Auditor Internal: Auditor yang dimiliki sendiri oleh
perusahaan. Biasanya pada perusahaan besar mempunyai staf ini sendiri.
Posisi Audit Internal Dalam Organisasi
Ø Jenis-jenis Audit Internal :
1. Audit Keuangan
Menguji akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi
terhadap keakurangan record perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang
dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit
keuangan khusus terpisah dari apa yang dilakukan oleh auditor eksternal, atau
dapat beketja sama dengan eksternal.
2.
Audit Operasional
Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk
memverifikasi keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensyahkan)
efektivitas prosedur. Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat
konseptual, bukannya fisik, dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan
penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis
dari siklus hidup sistem.
3.
Audit Kesesuaian
Bertugas
memeriksa
efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan audit
operasional. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di
perusahaan akan terus berajalan dengan baik.
Audit
persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa
audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara random menentukan pekerja dan
secara perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya rnenggunakan
pengiriman. Hal ini rnemastikan bahwa nama pada sistem penggajian menggambarkan
pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya entri fktif yang dibuat oleh
supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari
pembayaran tersebut.
4.
Rancangan sistem pengendalian Internal
Rancangan sistem pengendalian Internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit
agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dalam
auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang
telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem
diimplementasikan, sehingga ia tak dapat
memberikan masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah
akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem
itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu
perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa
auditor internal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas
sistem tersebut.
Ø
Sifat
pekerjaan Auditor Internal
1. Obyektivitas
Pentingnya Obyektivitas. Seperti halnya auditor
ekstemal, unsur yang berbeda dari pekeja lainnya yang hams dimiliki oleh
auditor internal adalah obyektivitas. Evaluasi dan saran yang diberikannya
adalah untuk mengoreksi sistem orang lain, tidak pernah untuk sistemnya
sendiri. Oleh karena itu, ha1 ini
akan menjadi sangat gawat
hila situasi untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi.
Agar audit internal selalu dapat menjaga ke obyektivitas,
ia tidak disertakan untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu
dalam pengembangannya. Ia hanya bekeja dalam kapasitas sebagai pemberi saran.
Ia membuat rekomendasi atau saran
kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen mengenai apakah
mengimplementasikan rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini,
auditor intemal melakukan pekejaannya persis sama dengan analis sistem.
2. Independen
·
Pengetahuan
dan Keahlian Auditor Internal
1. Pendidikan
2. Kemampuan khusus
3. Pengalaman
c.
Sub sistem Intelijen Keuangan
Sub
sistem Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi modal tambahan dan investasi
terbaik bagi kelebihan dana.
Sub
sistem Intelijen Keuangan digunakan untuk mengidentifikasikan sumber – sumber terbaik modal tambahan
dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua pihak, yakni Pemegang
saham dan masyarakat keuangan.
Subsistem inteligensi keuangan
mengumpulkan data dari masyarakat keuangan, yaitu bank, agen pemerintah, pasar
pengaman, dan sebagainya. Subsistem ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional
dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan analis keuangan
mengenai trend yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Dalam beberapa tahun
yang lalu, lingkungan yang dimonitor subsistem ini telah meluas dari lingkup
nasional menjadi internasional.
2.2.2
SUB SISTEM OUTPUT
a.
Subsistem
Peramalan
1)
Pengertian
Sub Sistem
Peramalan bertugas memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu
sampai sepuluh tahun atau lebih.
Aktivitas tahun yang akan
datang terutama dipengangaruhi oleh permintaan pasar dan hambatan internal,
seperti besarnya kapasitas produksi, dan keuangan yang ada.
Bila jangka
waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh lingkungan
meningkat. Perubahan kebutuhan konsumen harus diantisipasi, seperti halnya
mengantisipasi iklim ekonomi. Model
peramalan telah dikembangkan, yang meliputi data internal dan lingkungan. Data
ini akan memberikan dasar bagi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.
Sebagian besar teknik tersebut bersifat
informal dan sangat tergantung pada pengetahuan, pertimbangan, dan intruksi
manajer. Teknik yang lain menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif
telah lama digunakan untuk peramalan sebelum ia doterapkan untuk bidang lain
dalam operasi perusahaan.
Sebelum
kita membahas cara melakukan peramalan, kita harus mengetahui bahwa:
2)
Fakta Dasar Peramalan :
Sebelum
kita membahas cara melakukan peramalan, kita harus mengetahui bahwa:
a)
Semua peramalan merupakan
proyeksi dari masa lalu
Dasar
terbaik untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan
melihat apa yang telah terjadi di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti
pendekatan atau cara ini. Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk
peramalan; yaitu ia memberikan dasar historis.
b)
Semua peramalan adalah keputusan semi terstruktur
Keputusan
peramalan adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat, yang diberikan oleh
DSS. Keputusan didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa
variabel yang tak dapat
diukur.
c)
Tidak ada peramalan yang sempurna.
Paket
peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan
keakuratan prediisi 100 persen.
Karena manajer mengetahui akan sifat
peramalan ini, ia banyak menggunakan petimbangannya dalam menggunakan output
untuk dasar perencanaan masa yang akan datang.
3) Jenis-jenis peramalan
1. Peramalan
jangka panjang dilakukan oleh area fungsional
2. Peramalan
jangka pendek dilakukan oleh area selain pemasaran (suatu kelompok khusus yang
hanya mempunyai tanggung jawab perancanaan)
4) Metode Peramalan
1.
Metode Kuantitatif
Bagian
keputusan terstruktur dapat ditangani dengan
metode kuantitatif yang berjangkauan dari yang paling sederhana sampai yang
sangat kompleks. Salah satu teknik yang tetap populer selama dua puluh lima
tahun atau lebih adalah regenerasi. Ia melibatkan hubungan aktivitas yang
menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa aktivitas lainnya, seperti
jumlah tenaga penjual.
2.
Metode Non Kuantitatif
Pendekatan non-kuantitatif tidak
melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan penalaran, seperti, "Kami
menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami harus dapat meningkatkan
penjualan tersebut. Maka, saya
pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus pada tahun yang akan datang."
Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar atau bahkan tidak sama
sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari pengalaman penglihatan
bisnis yang telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang dapat melakukan pendekatan
non-kuantitatif ini dengan sangat baik.
Beberapa perusahaan telah menetapkan
sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada tiga metode, yaitu
konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik :
a.
Tehnik Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri atas kelompok ahli yang secara
terbuka membahas faktor yang berhubungan dengan masa depan dan melakukan sebuah
proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.
b.
Metode Delphi
Metode Delphi
melibatkan sekelompok
ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun mereka memberikan respon
kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang koordinator. Setiap
putaran kuesener menggabungkan input dari putaran sebelumnya. Dengan demikian,
sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
c.
Rapat elektronik
Rapat elektronik dilakukan para ahli membahas faktor-faktor penunjang masa depan
menggunakan bantuan berupa alat elektronik.
b.
Subsistem Manajemen Dana
1)
Pengertian
Subsistem Manajemen Dana bertugas mengatur /
mengelola arus uang.
Subsistem
manajemen dana menggunakan proyeksi aktivitas perusahaan untuk menentukan arus
uang masuk dan keluar perusahaan. Manajer dapat mensimulasi beberapa strategi
yang dirancang untuk mencapai keseimbangan yang terbaik mengenai arus masuk dan
arus keluar selama jangka waktu yang akan datang, misalnya tahun yang akan
datang, misalnya tahun yang akan datang.
Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan
arus uang dalam perusahaan. Subsistem manajemen dana adalah bagian
dari sistem informasi keuangan yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada
arus tersebut.
c.
Subsistem Pengendalian
1)
Pengertian
Penggunaan
dana yang ada dikendalikan oleh subsistem
pengendalian. Subsistem ini terutama terdiri atas program yang
menggunakan data yang dikumpulkan oleh subsistem pemrosesan data, guna untuk
menghasilkan laporan yang menunjukkan bagaimana uang tersebut digunakan.
Laporan tersebut biasanya membandingkan penampilan keuangan yang sebenarnya
dengan anggaran. Sementara bisnis lebih menjadi kompetitif dan biaya operasi
meningkat, maka dibutuhkan penampilan anggaran yang baik. Subsistem
pengontrolan memungkinkan manajer untuk aktivitas pengontrolan biaya.
2)
Proses pembuatan
anggaran:
1.
Pendekatan dari atas ke bawah (pendekatan top-down)
Bila
dilakukan pendekatan top-down, eksekutif pemsahaan menentukan jumlah anggaran
yang kemudian penentuannya dibebankan kepada tingkat di bawahnya. Rasionalisasi
pelaksanaan pendekatan ini adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang
paling baik mengenai tujuan jangka panjang perusahaan dan dapat mengalokasikan
dana yang dapat digunakan oleb perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun
demikian, anggaran seperti itu mungkin dipandang oleb manajer tingkat bawah
sebagai tujuan yang tidak realistis. Di
sini penyusunan anggaran dilakukan oleh orang yang tidak tahu
situasi yang sebenarnya.
2.
Pendekatan dari bawah ke atas (pendekatan bottom-up)
Bila dilakukan
pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat
organisasional paling bawah dan naik
ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang berada pada tingkat bawah adalah
yang paling dekat dengan tindakan dan paling dapat menentukan kebutuhan
sumbemya. Namun demikian, logika ini biasanya tidak dapat diterima oleh eksekutif
perusahaan, karena manajer tingkat bawah ini mungkin akan meminta anggaran
dalam jumlah yang tidak realistis.
3.
Pendekatan partisipasi
Karena adanya
kelemahan dari pendekatan
top-down dan bottom-up tersebut, maka yang paling umum dilakukan adalah proses penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu,
orang yang akan menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana
tersebut. Ini adalah pendekatan give and take,
yakni bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan
negoisasi untuk menyusun anggaran agar semuanya mendapatkan kepuasan. Manajer
tingkat menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan memberikan
pandangan jangka panjang kepada eksekutif dan memberikan pandangan mengenai
kehutuhan jangka pendek bagi manajer tingkat bawah.
Gambar
2.2.2 Model Peramalan
Anggaran operasi untuk sebuah unit,
seperti departemen atau divisi, terdiri atas jumlah untuk tiap item pengeluaran
pokok (gaji, telepon, sewa, pemasok, dan sebagainya). Item pengeluaran ini
biasanya dilokasikan per bulan sepanjang tahun fiskal agar sesuai dengan
tingkat fluktuasi aktivitas. Setiap manajer yang mempunyai tanggung jawab
anggaran ini menerima laporan bulanan, yang menunjukkan pengeluaran sebenamya
dari tiap unit dibandingkan dengan anggaran .
Laporan ini biasanya mempunyai dampak yang
besar pada manajer. Dalam beberapa perusahan, rencana kompensasi manajemen
sebagian didasarkan pada penampilan anggaran. Mungkin perusahaan akan
memberikan bonus jika penampilannya tidak melenceng dari anggaran. Tujuannya
adalah untuk memenuhi jumlah keseluruhan yang dianggarkan selama setahun.
Manajer bekerja untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara melakukan monitoring
terhadap laporan bulanan dan merespon varian yang melenceng. Teknik
drill-down dapat dijadikan cara yang efektif untuk mendapatkan varian secara
lebih lengkap.
3.3.3 CONTOH
SISTEM INFORMASI KEUANGAN
Arus uang dari lingkungan ke perusahaan dan
sebaliknya merupakan hal yang pokok, karena uang digunakan untuk memperoleh
sumber fisik yang lain. Arus tersebut dapat diatur untuk mencapai dua tujuan:
(I) untuk menjamin agar arus masuk lebih besar dari pada arus keluar; dan (2)
untuk menjamin atau memastikan
agar kondisi yang seperti itu akan tetap stabil sebisa
mungkin selama setahun.
Gambar 3.3.3 Fluktuasi
peniualwz mempengaruhi keuntungan perbulan
Perusahaan dapat mencapai keuntungan yang baik pada
kegiatannya satu tahun,namun dalam tahun tersebut ia juga mengalami kondisi
bahwa pembiayaan akan melebihi pendapatan. Kondisi ini dapat dilihat pada
Gambar 3.3.3. Di sini perusahaan
peralatan kebun melakukan produksi pada tingkat yang tetap selama
setahun, namun ia mengalami penjualan yang tinggi kepada para grosir pada musim
gugur dan mengalami penjualan yang rendah pada musim semi. Dari Maret sampai
Mei, penjualan perbulannya adalah $300.000 dolar, yang jumlah ini tidak cukup
untuk menutup pengeluaran atau pembiayaan manufaktur perbulannya yang sebesar $360.000.
Arus uang keluar selama Maret sampai Mei melebihi arus masuk. Namun demikian,
keuntungan selama setahunnya tetap ada. Subsistem manajemen pendanaan dapat
melakukan cash flow analysis (analisis cash flow), yang menelusuri arus masuk
dan keluar perbulan. Software yang melakukan tugas ini disebut cash flow model
(model cash flow). Ia dapat berupa model yang diprogram secara custom atau
berupa software pengembangan sistem, seperti spreadsheet elektronik. Output
dapat ditampilkan dalam bentuk tabulasi maupun graflk.
Gambar 3.3.3 Pengaruh
penundaan pembayaran kepada pemasok
Walaupun
hasil tahunan dari perusahaan peralatan kebun tersebut baik, arus uang selama
setahun bisa beraneka macam namun stabil. Apa yang hams dilakukan dengan adanya
surplus selama bulan pada musim gugur? Bagaimana mengenai adanya defisit pada
bulan pada musim semi? Manajer keuangan dapat melakukan beberapa strategi yang
berbeda dalam usaha untuk menemukan pemecahan yang terbaik. Salah satu caranya
adalah dengan menyesuaikan produksi dengan jumlah penjualan dari pada tetap
memproduksi dengan jumlah yang sama. Manajer keuangan menggunakan model cash
flow untuk mempertimbangkan pengaruh dari strategi ini, namun hasilnya tak akan
memuaskan. Masih terdapat banyak kendala. Strategi yang lain dicobakan. Jika
dapat dilakukan perjanjian dengan pemasok, maka pembayaran bahan mentah dapat
ditunda hingga empat bulan berikutnya. Manajer keuangan melakukan cara
pem_5'Cahan ini, seperti terlihat pada Gambar 3.3.3. Selama empat bulan, ada
tambahanbiaya suku bunga empat persen terhadap harga bahan tiap bulannya
sebagai konsekwensi pembayaran yang tertunda. Maka ada cash flow positif tiap
bulan, kecuali untuk Juni hingga Agustus akan terdapat sedikit cash flow
negatif. Jika arus atau flow ini telah bisa memberi kepuasan pada manajer
keuangan, maka tidak perlu dilakukan simulasi strategi lebih lanjut. Manajer
keuangan dapat mengetahui bahwa model seperti itu akan memberikan kemampuan
kepadanya untuk menjaga cash flow agar terhindar dari masalah yang serius, maka
manajer tersebut setuju dengan penyiapan atau pembuatan software yang
diperlukan. Model cash flow memungkinkan manajer keuangan untuk bekerja sama
dengan manajer lain dalam perusahaan untuk menentukan dan mengimplementasikan
strategi yang terbaik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami susun, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Sistem
Informasi Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang
memberikan informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun
di luar perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan.
Informasi yang
diberikan disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari
simulasi matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
1. Input
1. Input
a)
Sistem Informasi Akuntansi, Data akuntansi menyediakan catatan mengenai segala
sesuatu yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Catatan
dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya,
siapa yang terlibat dan berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat
dianalisis dalam berbagai cara untuk memnuhi sebagian kebutuhan informasi
manajemen.
b)
Subsistem Audit Internal, terdapat 2 jenis Auditor
yaitu (1) eksternal, biasanya terdapat pada perusahaan kecil. (2) internal,
biasanya pada perusahaan besar mempunyai staf ini sendiri. Ada empat jenis
dasar kegiatan audit internal :
1)
Keuangan, menguji akurasi catatan perusahaan dan merupakan jenis kegiatan yang
dilakukan oleh auditor eksternal.
2)
Operasional, dilakukan untuk memeriksa efektivitas prosedur. Dilakukan oleh
analis sistem selama tahap analis dari siklus hidup sistem.
3)
Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan audit oprasianal. Audit kesesuaian
akan berlanjut terus, sehingga prosedur di perusahaan akan terus berajalan
dengan baik.
4)
Rancangan Sistem Pengendalian Internal, merupakan rencana untuk pelaksanaan
audit-audit agar berjalan lebih baik.
c) Subsistem Intelijen Keuangan,
digunakan untuk mengidentifikasikan sumber – sumber terbaik modal tambahan dan
investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua pihak, yakni
Pemegang saham dan masyarakat keuangan.
2. Output
a) Sistem Peramalan, merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam
bisnis. Ada
tiga fakta dasar dalam pemikiran peramalan :
(1) Semua peramalan merupakan
proyeksi dari masa lalu
(2) Semua peramalan terdiri
dari keputusan semistruktur
(3) Tidak ada teknik peramalanyang
sempurna.
Ø
Terdapat dua jenis peramalan :
(1) Peramalan Jangka Pendek, dilakukan
oleh area fungsional.
(2) Peramalan Jangka Panjang, dilakukan
oleh suatu area selain pemasaran
(suatu kelompok khususyang hanya
mempunyai tanggung jawab perencanaan).
Ø
Terdapat dua metode peramalan, antara lain :
1) Metode peramalan nonkuantitatif, tidak
meliibatkan perhitungan data tetapi didasarkan pada penaksiran subyektif.
2) Metode Kuantitatif, melibatkan pembuatan
suatu hubungan antara kegiatan yang akan diramal.
b) Subsistem
Manajemen Dana, bertugas untuk mengelola arus uang,menjaganya agar tetap
seimbang dan positif.
c)
Subsistem Pengendalian, memudahkan manajer untuk menggunakan secara efektif
semua sumber daya yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
McLeod, Raymond, Jr., and Rogers, John C. "Marketing
Information Systems: Uses in the Fortune 500." Ca/~fornia Management
Review 25 (Fall1982): 106- 118.
McLeod, Raymond, Jr., and Rogers, John C. "Marketing
Information Systems: Their Current Status in Fortune 1000 Companies."
Journal of Management Information systems 1 (Spring 1985): 57-75.
Meal, Harlan C. "Putting Production Decisions Where
They Belong." Harvard Business Review 62 (March-April 1984): 102-110.
McLeod, Raymond, Management
Information System,7 th ed,Prentice
Hall New Jersey,1998
E.S. Margianti D.
Suryadi H.S. Sistem Informasi Manjemen ,July 1996
KADIR ,ABDUL .Pengenalan Sistem informasi ,2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar